Ya iyalah. Bokep indo lagi. Kami berpandangan sebentar. Kemungkinan ada di pangkuan si bapak. Bus tadi baru saja berhenti di tempat makan. Sedikit bergelombang. Dan sangat empuk. Aku menggeser-geserkan kakiku agar kaki anak itu tidak menekan celanaku. Dan sangat empuk. Aku duduk di sampingnya mas ini aja.”Whatever. Pelaaan sekali. Kepotong deh. Aku kembali menggesekkan kakiku, menunggu responsnya. Jariku masuk lebih ke dalam. Kemudian menekannya. Dia terengah-engah. Aku terkejut.Ternyata itu bukan kaki anak kecil. Aku terus menggerakkan jariku. Kali ini tanganku lebih berani. Hidup serasa jalan tol, tanpa rintangan, mulus tanpa gejolak, penuh aturan. Orang-orang sudah mulai menampakkan kantuk, dan sepertinya suasana menjadi begitu sepi. Dadanya naik turun, terengah-engah seperti habis lari kencang. Kendaraan mulai menderu, bertambah cepat. Jariku masuk lebih ke dalam. Aku paling suka gelap. Besar, dan sangat kenyal. Kemudian dia seperti terkejut dan kemudian menarik tangannya dan kemudian melipatnya di depan dada. “Nuwun nggih mbak.”Aku duduk menunggu.
