Bagiku ini cukup rapi,” kudengar ia berkata dari belakang. Ia mengerang lagi. Bokep indo Kami berpagutan, sesekali saling menggigit. Bibirnya mengeluarkan suara erangan. Kurasakan jemariku menempel di dadanya. Ia melepaskan bibirnya dan menggeleng, saat aku bergerak hendak memeluknya. Justeru bulu kudukku meremang. Mataku berkunang- kunang beberapa saat kemudian. Ia tersenyum memandangku. “Arrrgghh.” Aku sudah gelap mata. “Kamu akan menghilang besok pagi?” Kudengar ia tertawa lirih. “Ikuti saja iramanya,” ia berbisik lagi. Kurasakan jemari tangannya yang lain meraih tanganku. Yang ada hanyalah gambaran sebuah kebekuan. Ia balas menatapku. “Kamu lucu.”
“Hey !” protesku. Aku tersenyum dan mengangguk. Lonjakan-lonjakan jantungku membuat mataku terpejam. Kupejamkan mataku dan mendesah saat jemarinya menemukan batang kemaluanku yang menegang. Ia hanya balas menatapku dengan alis terangkat seolah mengulangi pertanyaan yang baru diajukannya. Aku merasa malu sendiri. Ia menjauhkan sedikit bibirnya dan mendesah, lalu kembali memagutku. “Aku…”
“Ssshhh,” jemari telunjuknya menempel di bibirku. Ia menoleh dan menatapku dengan heran.
