“Ini..,” kutunjuk pangkal pahaku.“Besok saja Sayang..!” ujarnya.Ia hanya mengelus tanpa tenaga. Seakan sengaja memainkan Si Junior. Bokep jepang Tapi kakiku saja yang seperti memagari tubuhnya. Kali ini dengan telapak tangan. Toh masih ada hari esok.Aku bergegas naik angkot yang melintas. Langkahku semangat lagi. Kaki kusandarkan di tembok yang membuat ia bebas berlama-lama membersihkan bagian belakang pahaku. Wanita muda itu sudah keluar sejak melempar celana pijit. Tidak lama wanita itu mengetuk langit-langit mobil. Semua orang bebas masuk asal punya uang. Sebantar lagi Mbak Mona yang punya salon ini datang, biasanya jam segini dia datang.”Aku langsung beres-beres dan pulang. Auhh aku mau keluar ah.., Yang tolloong..!” dia mendesah keras.Lalu ia bangkit dan pergi secepatnya.“Yang.., cepat-cepat berkemas. Tapi sebelum berlalu masih sempat melihatku sekilas. Jari tangan mulai dingin. Ayo..!“Mbak.., pahaku masih sakit nih..!” kataku memelas, ya sebagai alasan juga mengapa aku masih bertahan duduk di tepi dipan.Ia berjongkok mengambil sapu tangan. Kaki disandarkan di dinding. Lalu ia memijat lutut.
