Yang kurasakan selanjutnya adalah birahi yang memuncak. “Tidak apa-apa. Bokep hot Sedikit gusar aku melangkah mendekatinya, lalu menarik sebelah pahanya. Ini rumah bujangan,” kataku begitu aku melangkah masuk ke dalam ruang tamu. Aku bisa mengerti hal itu.”
“Kamu marah?”
“Kalau marah, aku takkkan memintamu tidur di dadaku.”
Aku tersenyum saat mendengarnya berkata demikian. “Ahhh..,” erangku. Ajak aku ke rumahmu.” Aku terkesiap. “pejamkan matamu.”
Saat kupejamkan mataku, kenikmatan tiada tara merasukiku, kala ia menggerakkan jemarinya yang menggenggam batang kemaluanku. Waktu itu kulihat ia berdiri sendiri di depan pintu lorong yang menghubungkan ballroom dengan dapur. Aku mundur selangkah, berusaha menghindarinya daripada melakukan hal yang tak pernah kusukai saat menyaksikan film-film blue atau mendengar cerita teman-temanku- bahkan membayangkan melakukannya saja selama ini membuatku ingin muntah. Ia memiliki sesuatu yang membuatku tak jenuh kala memandangnya. Alisnya berkerut, bibirnya setengah terbuka, seolah hendak mengatakan sesuatu.
