Hmmm… payudara Nisa mantap sekali. Perkataan Nisa laksana menghapus keraguanku entah kemana. Bokep hot perlu sesuatu ?” tanyaku. Kadang tanganku membelai memeknya. Aku berhentikan sebentar penisku. “Dulu..” jawabnya singkat. Aku memandangi Nisa lantas memeluknya. Tapi nafsuku telah turun, kelihatannya nafsu Nisa pun sudah turun. “Bolehlah, dari pada gak terdapat apa-apa” jawabnya seraya tertawa kecil. Gak terdapat yang inginkan punya anak kalo MLnya ga enak ato sakit” kataku bercanda. “Kalau sudah orgasme badan rasanya enak banget, kaya diawang-awang gitu deh sangking enaknya”. Sementara aku mencuci kamarku guna ditempati Nisa dan aku melangsungkan kasur di ruang tamu untuk lokasi aku tidur. Aku menyaksikan sekeliling, memang sih sejumlah security dan pengunjung yang baru datang menyimak kita dengan tatapan aneh. Tapi jajaki liat sekarang, tiba-tiba dateng ke bandung, mabok, trus nginep di lokasi cowok lagi” kataku.Nisa hanya terdiam seraya memandangi cincin yang digunakan di jari manisnya.
