Ya nggak apaapa, katanya menjawab telepon.Siapa Mbak..? Turun tidak, turun tidak, aku hitung kancing.Dari atas: Turun. Bokep indo viral ujar wanita tadi dari jauh, lalu pergi kebalik ruangan ke meja depan ketika ia menerimakedatanganku.Mbak Wien.., udah ada pasien tuh, ujarnya dari ruangsebelah. Tetapi aku masihbetah di atas mobil ini. Dari jarak yang dekat ini hawa panastubuhnya terasa. Bicaraapa? Ia cukup lama bermainmaindi perut. Makin lama makin jelas. katanya.Kuputuskan untuk berani menatap wajahnya. Lalu memegangpahaku, Yang mana..?Yes..! Turun tidak, turun tidak, aku hitung kancing.Dari atas: Turun. Ayo. Ke bawah lagi: Turun. Aku harusmemulai. Bibirku melumat bibirnya.Jangan di sini Sayang..! Ataujanganjangan ia tidak masuk ke salon ini, hanya purapura masuk. Tapi ia masihberjongkok di bawahku.Yang ini atau yang itu..? Ah sialan. Tetapi tidak lama, suara pletakpletokterdengar semakin nyaring. Toh ia sudah seperti pasrahberada di dekapan kakiku.Aku harus, harus, harus..! Aku tidak berpakaian kini. Benarkankesempatan itu lewat. Ia tepatberada di tengahtengah. Kesempatan tidak akan datangdua kali. Betisnya mulus ditumbuhi bulubuluhalus.
