Bahasanya vulgar tapi Oom Icar malah senang mendengarnya. Dengan gaya acuh tak acuh sibuk mengisap rokoknya, dia membiarkan Oom Icar bekerja sendiri malah dibantu menegakkan duduknya agar kemejanya dapat diloloskan dari lengannya membuat dia tinggal mengenakan kutang saja. Bokep ya jelas pake ini Sin.” jawab Oom Icar balas menjulurkan tangannya meremas selangkangan Sinta. “Oom kalo mikirin yang itu sih gampang. adduhh..” mengaduh-aduh rintih suaranya tapi bukan kesakitan melainkan sedang larut dalam nikmat. janggan lama-lama.. Meningkat kemudian lagu-lagu cinta Asmi yang berduet dengan Hari mengalun romantis, ini senada dengan Sinta yang saat itu juga sedang merintih lirih, mengalunkan tembang nikmat ketika vaginanya mulai disodok dan digesek ke luar masuk penis tegang Oom Icar. Oom Icar memakai tempat tidur mahal tapi model kuno yang terbuat dari besi lengkap dengan tiang-tiang penyangga kelambunya. “Jangan ambil bahayanya, ambil enaknya aja. Kayaknya sih Sinta liat biasa-biasa aja?”
“Dari Sinta mulai dateng-dateng ke rumah Oom udah ketarik sama cantiknya, cuma masak musti pamer